Iklan

SEJARAH DESA KRAMAT (HISTORY OF KRAMAT VILLAGE)

AKTUAL NUSANTARA
Kamis, 17 Februari 2022, 00.34.00 WIB Last Updated 2023-05-31T14:58:31Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

Desa Kramat adalah sebuah desa di kecamatan Pemalang , Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Kramat memiliki luas wilayah seluas 3,03 km2 dengan populasi penduduk sebesar 2.485 jiwa sehingga populasi kepadatan penduduk sebesar 820 km2 .

Desa Kramat memiliki potensi pertanian cukup menjajikan dikarenakan luas sawah mencapai 248,10 hektar dan permukiman seluas 54,90 hektar sehingga bangunan rumah lebih sedikit daripada areal pertaniannya,Penduduknya banyak bekerja sebagai petani, pedagang, buruh bangunan, dan wiraswasta.



Berdirinya sebuah desa tidak luput dari sejarah yang menjadikan sebagai identitas desa dan paham primordialisme (sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya). Desa Kramat juga memiliki sebuah sejarah yang menarik untuk dipelajari dan diungkap.

Pada abad ke-18, terjadilah perpecahan keraton Yogyakarta menjadi dua yaitu keraton Kasultanan Yogyakarta dan Kasultanan Surakarta setelah ditandatangani nya Perjanjian Giyanti. VOC (Vereenigde Oostindiesche Compagnie adalah sebuah kongsi dagang atau perusahaan Hindia Timur Belanda yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 oleh orang Belanda) telah berhasil memporak-porandakan Keraton Yogyakarta sehingga terjadi perpecahan anggota keluarga kerajaan dengan cara mengadu domba(devide et impera) antar keluarga kerajaan. Anggota kerajaan bahkan dijadikan boneka untuk keperluan pribadi VOC yang tanpa sadar memberikan sebuah dampak mengerikan bagi kerajaan Yogyakarta kedepannya.



Banyak anggota kerajaan yang terpengaruh oleh VOC yang akan menjadikannya seorang Sultan akan tetapi langkah itu semakin melenceng terhadap norma keraton bahkan sesama anggota kerajaan saling membunuh untuk mendapatkan sebuah tahta dan kerajaan, hanya segelintir anggota kerajaan yang tetap memilih setia terhadap jalur kebangsawanannya sebab kala itu VOC sangat berpengaruh dan sangat kuat, mereka para bangsawan sangat patuh terhadap VOC.

Pangeran Aryadiningrat salah satu bangsawan keraton yang masih teguh berjalan di jalur kebangsawanannya dan memerangi VOC. Pangeran Aryadiningrat dijadikan buronan terhadap VOC bahkan sampai ke pantai utara Jawa untuk membuat pasukan dengan rakyat yang mendukungnya.

Di pantai utara Jawa tepatnya di kota Pemalang(sekarang), Pangeran Aryadiningrat menyimpang jalan(meninggalkan pasukan agar pasukan selamat) menghindari serangan Belanda dan masuklah ke sebuah hutan yang sangat lebat dan dipenuhi dengan pohon-pohon besar. Walaupun sudah masuk ke dalam hutan, Belanda tetap mengejar pangeran Aryadiningrat untuk dibunuh karena kalau masih hidup akan menjadikan kehancuran bagi VOC(Belanda).



Untuk menghindari serangan Belanda, Pangeran Aryadiningrat masuk kedalam hutan ilalang yang terdapat di tengah-tengah hutan dan Belanda pun kehilangan jejak pangeran Aryadiningrat. Dalam hutan ilalang, pangeran Aryadiningrat menemukan sebuah pohon Garda yang sangat besar, di pohon Garda tersebut pangeran Aryadiningrat mendapatkan ketentraman jiwa bahkan pangeran Aryadiningrat melihat sebuah telaga dengan batu di tengah-tengahnya(sekarang bernama Candi Pengilon).

Diloncatilah telaga itu oleh pangeran Aryadiningrat dan berdiri di batu yang terdapat di tengah-tengah telaga itu. Setelah berdiri di tengah-tengah batu, pangeran Aryadiningrat merenungkan diri sambil melihat ke telaga yang jernih air nya tersebut lalu pangeran Aryadiningrat berfikir kalau seperti ini terus maka akan kalah.

Oleh sebab itu pangeran Aryadiningrat melepaskan baju kebangsawanan nya dan mengubah diri menjadi rakyat biasa untuk melanjutkan perlawanan kepada Belanda. Setelah keluar dari hutan ilalang tersebut, pangeran Aryadiningrat akan menamakan tanah di sekitar itu dengan nama Kramat(yang berarti tanah yang di kramatkan) karena di tempat itulah pangeran Aryadiningrat banyak mendapat karomah. Itulah asal-usul nama desa Kramat yang sekarang menajadi sebuah desa yang makmur dengan hasil pertanian yang melimpah.

Masyarakat desa Kramat sebagian besar bukan asli dari tanah Kramat sebab dahulu nya itu adalah hutan, Tanah Kramat mulai di datangi dan digunakan sebagai tempat tinggal semenjak ada proyek pembangunan pabrik gula Sumber dan irigasi berupa sungai yang mengalir dari timur melewati daerah Sungapan dan berakhir di pabrik gula Sumber. Orang-orang yang membangun pabrik dan irigasi lah yang akan menjadi penduduk tanah Kramat bahkan sampai saat ini.

Daftar Pustaka

Arsip Desa Kramat tentang Monografi DesaHendriatmo,Anton Satyo. 2006. Giyanti 1755. Tangerang. Cahaya Sahabat Book.

Daftar Informan : 

Winarno(48), profesi sebagai Bapak Ketua RW O1 Desa Kramat dan Sejarawan DesaWariyo(80), profesi sebagai sesepuh Desa Kramat

Ditulis oleh :
Rizkian Agung Permodo
Komentar

Tampilkan

Terkini